Menggali Asal Usul Kampung Mapajah
Saya lahir di kampung Mapajah. Sebuah tempat yang berada di Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta.
Namun sejak lahir, saya tidak pernah tahu dari mana asal muasal nama Mapajah yang kini tercatat sebagai nama kampung dalam data kependudukan.
Besar kemungkinan nama kampung Mapajah diambil dari nama pesantren yang ada di sana, yaitu Pesantren Mafazah Assalafiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dimyati sekitar tahun 1940-an.
Menurut cerita orang tua, mulanya Mapajah merupakan tanah kosong berbukit di tengah sawah yang ditumbuhi pohon-pohon bambu. Kemudian Mama KH. Ahmad Dimyati membuka lahan dengan membangun rumah dan mendirikan pesantren di sana.
Seiring berjalannya waktu kemudian bermunculan rumah-rumah di sekitarnya hingga menjadi pemukiman, dan akhirnya menjadi nama kampung yang kini tercacat secara resmi dalam data kependudukan.
Kenapa dinamai Mapajah?
Saya sendiri tidak mengetahui alasan pemberian nama Mafazah/Mapajah.
Besar kemungkinan Mama KH. Ahmad Dimyati sendiri yang membuat nama tersebut untuk pesantren yang didirikannya. Konon ada pula yang pernah mengatakan nama Mafazah adalah pemberian dari gurunya.
Jika saya telusuri dari sisi bahasa, Mapajah sangat mungkin diambil dari bahasa arab. Mafazah (مفازة) berupa mashdar (فاز - يفوز - فوزا - مفازة) yang artinya kemenangan atau keberhasilan.
Contoh dalam Al-Qur'an:
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan" (QS. An-Naba: 31)
Mapajah (مفازة) juga bisa berupa isim makan (nama tempat). Dalam kamus Al-Ma'ani artinya "padang pasir, hutan belantara".
Contoh dalam Maulid Al-Barjanji:
وَفَاضَ وَادِيْ سَمَاوَةُ وَهِيَ مَفَازَةٌ فِيَ فَلَاةٍ وَبَرِيَّةْ
Artinya, "Banjir lembah samawah, yakni padang pasir di belantara dan gurun".
Jika Mapajah diartikan sebagai gurun, tentu sangat jauh untuk dicocokologi. Namun jika dikaitkan dengan hutan belantara, bisa jadi ada kesesuaiannya.
Sebab sebagai mana telah disebut di atas, mulanya Mapajah adalah area kosong tanpa pemukiman. Hanya gundukan tanah (bukit kecil) dengan hutan bambu di atasnya.
Sampai saat ini, hutan bambunya masih ada sejak zaman dahulu. Area tersebut dinamai gombong karena bambu-bambu yang tumbuh didominasi oleh bambu gombong.
Semula, Mapajah merupakan bagian dari kampung Dungusgede. Namun karena jaraknya yang terpisah oleh sawah dibarengi dengan masyhurnya nama pesantren, akhirnya Mapajah menjadi nama kampung.
---
Oiya, saya jadi kepikiran juga terkait asal usul Kampung Dungusgede. Entah siapa yang menamainya seperti itu.
Namun dari sisi nama, saya lebih mudah untuk menduga-duga asal muasal nama kampung Dungusgede. Sebab nama ini berasal dari bahasa sunda.
Dungus artinya semak belukar, sedangkan gede artinya besar. Jadi Dungus gede jika digabung berarti semak belukar yang besar.
Mungkin saja jaman dulu di tempat yang saat ini dinamakan kampung Dungusgede ada semak belukar (rungkun) yang besar. Sehingga kemudian dijadikan patokan tempat, dan akhirnya menjadi nama tempat sebagaimana ciri khas asal muasal nama-nama tempat di Jawa Barat.