Menjadi Bagian dari PMII
Ang Rifkiyal berfoto selepas memberikan materi bersama peserta Mapaba yang diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat PMII STAI Darul Falah di Kantor PCNU Bandung Barat, Minggu (7/11/2021). |
Saya adalah salah satu orang yang bersyukur pernah bergabung dan berproses di PMII.
Apa itu PMII?
PMII adalah singkatan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Merupakan organisasi mahasiswa yang berdiri pada tahun 1960 dan memiliki landasan ideologi pancasila serta pemahaman Islam ahlussunnah wal jamaah.
Dulu PMII lahir dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU), tidak heran bila kemudian PMII sering diidentikan sebagai organisasinya NU untuk kalangan mahasiswa.
Pada tahun 2014, saya mulai bergabung dengan PMII. Meskipun mungkin tidak melalui jalur kaderisasi yang benar.
Cerita Ber-PMII
Ketika beberapa kader PMII silaturahmi ke saya saat ini, saya selalu bilang kepada mereka tentang pentingnya Mapaba. Sebab saya memiliki dosa masa lalu, masuk ke PMII tidak melalui proses masa penerimaan anggota baru (mapaba) yang lengkap dan sempurna. Dan itu bagi saya sangat tidak kafah.
Di Komisariat PMII STAI Darul Falah, saya kemudian diajak juga oleh ketua komisariat terpilih kala itu, Dede Muhamad untuk mengurus PMII. Ia meyakinkan saya agar mau turut mengabdi di Komisariat yang saat itu umurnya sekitar 4 atau 5 tahun. Setelah berfikir beberapa hal, akhirnya saya setuju untuk sama-sama menjalankan roda organisasi.
Acara pelantikan Pengurus Komisariat PMII STAI Darul Falah 2014, dan bedah buku "Agama NU untuk NKRI" yang dihadiri oleh penulisnya KH. Ahmad Baso (PBNU). |
Ada banyak cerita yang kemudian terjadi setelah itu. Isinya suka dan duka. Tentu tidak bisa dirinci seluruhnya. Hanya saja jika dipikir saat ini, semuanya adalah proses-proses yang sangat berharga menurut saya.
Memimpin orasi dalam kegiatan aksi di Cirebon. |
Di sela-sela kegiatan makrab. |
***
Sekarang, saya sudah demisioner.
Selayaknya demisioner, saya masih punya hati terhadap PMII. Menyimak perkembangan PMII di komisariat yang pernah saya jajaki.
Meski saya belum bisa memberi dukungan berupa materil, tapi dukungan moril masih tetap menyala. Harapan-harapan agar PMII dan sahabat-sahabat yang ada di dalamnya untuk progresif tetap menyala.
Lagi-lagi, saya adalah salah satu orang yang bersyukur pernah bergabung dan berproses di PMII.
Suka ataupun tidak, PMII telah mengubah cara pandang dan cara berfikir saya. PMII telah menginspirasi bagaimana saya harus hidup.
Saya masih ingat, dulu saya adalah sosok pemalu, namun kemudian ditempa untuk menjadi sosok yang confidence. Proses di PMII mengarahkan saya untuk percaya diri dengan apa adanya saya.
Saya yang pendiam, kemudian dibina untuk berwacana, bernarasi, dan mengungkapkan gagasan-gagasan secara terbuka di depan publik.
Saya seperti menemukan obat dari kekurangan-kekurangan saya itu. Dan itulah kenapa saya menjadi candu dengan PMII. Karena prosesnya memberi perubahan besar kepada diri saya hingga saat ini.
Kini, jika dilenyepan lagi dengan seksama jol ras kana manah aya emutan, "Alhamdulillah, saya pernah ber-PMII".
Kitu tah.