Ketika Zainu Hilang
Semalam saya bersama istri, Zainu, dan Azalia liburan di hotel yang lokasinya ada di sekitaran pantai. Kita makan-makan di restorannya yang megah dan luas.
Di restoran tersebut, saya mengambil beberapa makanan yang dihidangkan di meja parasmanan sambil menggendong Azalia. Sementara istri, ia mengambil makanan sambil menuntun Zainu di sampingnya.
Ketika saya masih memilih-milih makanan, istri tiba-tiba saja sudah berada di tempat duduk yang letaknya berada di pojokan bersama Zainu.
Ketika itu saya tidak terlalu menghiraukan dan tetap melanjutkan memilih makanan yang saya sukai.
Hanya saja tidak berselang lama, tiba-tiba istri datang dengan berlinang air mata.
"Kenapa bu?" Tanya saya.
"Zainu hilang, duka kemana," jawabnya.
Seketika, tanpa pikir panjang saya langsung lari-lari mencari Zainu. Saya teriak-teriak memanggil nama Zainu dan menanyakan ke beberapa orang yang ada di tempat tersebut.
"Punten, aya nu milari murangkalih alit teu?!" Tanya saya agak histeris panik.
Tak lama, saya terbangun di tempat tidur dengan detak jantung yang berdebar hebat. Saya merasa tidak karuan menghadapi situasi seperti itu.
Untungnya apa yang terjadi itu hanya mimpi.
Walau pun sebelumnya di dunia nyata pun Zainu memang pernah hilang beberapa kali. Dalam beberapa kesempatan ketika saya lengah, Zainu tiba-tiba hilang di tempat umum. Untungnya selalu masih bisa ditemukan.
Bahkan di rumah pun Zainu suka hilang. Saat ayah dan ibunya lengah Zainu bisa saja berada di tempat yang sulit ditemukan. Parahnya, kalau dipanggil-panggil Zainu tidak pernah menyahut dan fokus pada dunianya. Kadang-kadang ia malah diam dan tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan sama sekali, sehingga sangat sulit untuk ditemukan.
Pernah suatu ketika, Zainu tiba-tiba saja ada yang mengembalikan ke rumah. Ternyata Zainu sudah main di jalanan depan rumah. Ia bahkan ngelantung ke rumah-rumah tetangga dan ditemukan oleh saudara.
Kadang-kadang saya dan ibunya tidak sadar kapan ia keluar rumah.