Ayununa - Serial Cerita Bersambung - Karya Fiksi
Namaku Ayununa. Biasa dipanggil Ayu. Aku tinggal di Cililin, di suatu kampung yang ketua RT-nya adalah bapakku sendiri.
Aku lahir 17 tahun yang lalu melalui operasi sesar. Setidaknya itu menurut cerita Ibu dan Bapakku. Dan aku percaya saja pada mereka atas kelahiranku karena aku tidak pernah ingat bagaimana aku lahir.
Hanya saja kata Bapak aku lahir dalam kondisi telanjang. Sebagai seorang wanita, aku malu mengetahui hal ini. Masa iya aku lahir tidak menggunakan pakaian sehelai pun?
Aku sempat tanya pada Ibu tentang kebenarannya, tapi Ibu selalu bilang tidak tahu. Ibu bilang ia tidak sadar saat sedang melahirkanku secara sesar. Ia hanya ingat aku sudah ada di dalam kotak yang ada lampu-lampunya.
*
"Ayu kesini!" Kata ibu.
"Apa bu?" Tanyaku.
"Temenin ibu ke warung, bisa gak?," jawab ibu sambil nanya balik.
"Enggak," kataku singkat.
Aku langsung rebahan di kasur. Dan ibu pun lantas berlalu menghiraukan penolakkanku.
Saat ini moodku sedang kurang bagus. Ibu pasti sudah faham dengan tingkahku. Kalau sedang haid seperti saat ini pasti bawaannya uring-uringan. Apalagi kalau sedang ada masalah.
Dan sekarang aku sedang ada masalah. Aku sedang membenci seseorang yang bernama Adnan. Tapi kebencianku mungkin hanya untuk saat ini saja. Sebab kemarin, esok atau lusa sepertinya aku masih akan terus menyukai Adnan.
Adnan adalah teman sekelasku di sekolah. Dia adalah orang yang rupa dan bentuknya biasa-biasa saja, tidak terlalu menarik bila dibanding Fajar, Wahyu dan Kahar.
Selain itu Adnan orangnya pendiam, ia jarang sekali berbicara. Sekalinya bicara malah terlihat aneh.
Adnan juga orangnya pemalu, apalagi terhadap perempuan. Bila ada perempuan yang terlalu berdekatan dengannya, atau menatapnya agak lama, Adnan sering terlihat grogi dan salah tingkah.
Dengan profilnya yang seperti itu, harusnya aku tidak menyukai Adnan. Apalagi aku termasuk orang yang populer di sekolah. Banyak lelaki yang lebih keren dari Adnan yang mendekatiku. Tapi kenapa aku malah menyukai Adnan?
Apa mungkin aku kena pelet Adnan hingga dibuat suka padanya. Jika benar demikian, anehnya Adnan tidak pernah mendekatiku. Adnan tidak pernah meresponku. Pedahal aku sudah sering mencoba mendekatinya. Aku sudah mencoba mencari perhatiannya.
Jika Adnan mau, ia tinggal mengutarakan suka padaku. Aku yakin, aku tidak akan sanggup menolaknya. Aku akan menerimanya kontan saat itu juga jika ia menginginkanku.
Tapi Adnan?
Aku benci jika harus memikirkan ini. Kenapa Adnan begitu? Kenapa ia tidak menyukaiku? Adnan, ihh!!
*
Aku lihat kalender, aku melingkari beberapa tanggal penting. Selama tahun 2007 ini, banyak sekali coratan-coratan di kalender. Sepertinya aku lumayan sibuk.